banner here

Air Itu Kebutuhan, Sehat Itu Pilihan

kapsul sambiloto,kapsul kunyit putih,kapsul kelor,obat kanker,herbal kanker,obat covid,herbal covid,obat corona
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGUc8Hzec6mPo6IUMJt4_DeL57YnnWTaoqqiqXq1Ejp6TXzjZ2Vqq-JxXnTHyuxhtxBvPom0nRpafRnNKeFJulNS3yO8hVmChrB4VVCWgzLN9niA4nrnXwPly5bZJoYJ-UDCb5mfjiFvE/s1600/berfikirkir.jpg
Pernahkah Anda sehabis berolahraga merasakan dahaga yang sangat hebat? Apa yang pertama kali akan Anda cari? Tentu saja air bukan? Air memang memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Namun, hal ini akan berlaku jika air dalam porsi yang tepat, tidak kurang dan tidak berlebihan.

Seorang wanita warga California (tahun 2007) yang mengkonsumsi sebanyak 2 galon air atau setara dengan 7,6 liter air pada suatu kontes minum air ditemukan tergeletak tak bernyawa di rumahnya tak lama setelah mengikuti kontes tersebut. (Sumber : www.informasitips.com)
Ya, air yang berlebihan dapat menjadi bencana seperti contoh di atas. Apa yang menjadi penyebabnya?
Mengkonsumsi air melebihi dari yang dibutuhkan tubuh akan mengakibatkan total volume darah meningkat sehingga meningkatkan kerja jantung dan pembuluh darah. Selain itu, hal ini juga akan meningkatkan kerja ginjal untuk menyaring cairan yang masuk tersebut. Akibatnya, beban ginjal semakin meningkat dan dapat menyebabkan kerusakan pada glomerulus.

Nah, sebaliknya apa yang terjadi jika tubuh kekurangan air? Hal ini dapat membuat tubuh dehidrasi, terjadi masalah pada saluran pencernaan, radang sendi, tekanan darah tinggi, kondisi kulit yang buruk, dan gangguan pada ginjal. Untuk itu sebaiknya minum sesuai kebutuhan tubuh dan disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa air memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Namun begitu, air tidak lepas dari permasalahan. Nah, apa yang menjadi permasalahan air di Indonesia?

Permasalahan Umum Sumber Daya Air di Indonesia dan Dampaknya Terhadap Kesehatan

Permasalahan umum sumber daya air di Indonesia adalah masalah kuantitas air yang cenderung menurun karena kebutuhan meningkat. Hal ini disebabkan semakin tingginya jumlah penduduk Indonesia dan juga semakin pesatnya perkembangan industri di Indonesia sehingga air yang dibutuhkan pun semakin meningkat. Di samping itu, muncul masalah kualitas air yang cenderung menurun akibat perkembangan industri, pertanian, pertambangan, penduduk, dan pemukiman.

Sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari perairan. Namun, pada kenyataannya dari tahun ke tahun Indonesia mengalami krisis air bersih. Lebih dari 100 juta warga Indonesia tidak memiliki akses atas sumber air yang aman, dan lebih dari 70% warga Indonesia mengkonsumsi air yang terkontaminasi.

1. Permasalahan Kuantitas Air
Standar kelayakan kebutuhan air bersih adalah 49,5 liter/kapita/hari. Badan dunia UNESCO sendiri pada tahun 2002 telah menetapkan hak dasar manusia atas air yaitu sebesar 60 liter/orang/hari. Direktorat jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum membagi lagi standar kebutuhan air tersebut berdasarkan lokasi wilayah yaitu untuk pedesaan 60 liter/kapita/hari, kota kecil 90 liter/kapita/hari, kota sedang 110 liter/kapita/hari, kota besar 130 liter/kapita/hari, dan kota metropolitan 150 liter/kapita/hari.

Dengan demikian, bila di suatu desa terdapat 300 orang, maka kebutuhan air per harinya dapat dihitung sebagai berikut:

60 liter/orang/hari x 300 orang = 18.000 liter per hari =540.000 liter/bulan
Namun, dalam prakteknya penggunaan air dapat melebihi dari yang ditargetkan. Sekarang ini, pemakaian rata-rata air bersih di Indonesia mencapai 144 liter/orang/hari. Sedangkan untuk kota besar seperti Jakarta dapat mencapai 250 liter/orang/hari.

Nah, apa yang menyebabkan kuantitas air bersih berkurang?
Hal yang menjadi penyebabnya adalah semakin terbatasnya sumber air bersih akibat perubahan iklim dan penggunaan air secara berlebihan.

Perlu diketahui bahwa penggunaan air yang berlebihan dapat meningkatkan efek rumah kaca. Semakin banyak air yang dipakai, maka semakin banyak pula air yang menguap. Uap air memegang peranan yang sangat penting dalam efek rumah kaca. Semakin banyak gas rumah kaca yang dihasilkan, maka semakin meningkat pula temperatur bumi yang nantinya akan mempengaruhi iklim. Dan akhirnya iklim tersebutlah yang nantinya mempengaruhi sumber air bersih.

Apa yang dapat kita lakukan?
Jawabannya adalah dengan menghemat air.
  • Jika biasanya mandi menghabiskan air sebanyak 60 liter, bisa dikurangi menjadi 30 liter
  • Jika biasanya mengepel dengan 10 liter air, bisa dikurangi menjadi 30 liter air
  • Jika biasanya mencuci piring dengan air mengalir menghabiskan 12 liter air, bisa dikurangi menjadi 6 liter air
  • Jika biasanya mencuci menghabiskan 100 liter air, bisa dikurangi menjadi 50 liter air
  • Jika biasanya setiap hari mencuci kendaraan, bisa dikurangi menjadi seminggu sekali
CUKUP MUDAH, BUKAN?
Tindakan awal dimulai dari sendiri. Mari budayakan budaya hemat air.

2. Permasalahan Kualitas Air
Air tidak pernah terlepas dari pencemaran, baik yang diakibatkan oleh fenomena alam seperti sedimentasi, maupun yang diakibatkan oleh ulah manusia. Berbagai aktivitas manusia dapat menghadirkan bahan pencemar.

Tahukah kamu bahaya bahan pencemar di perairan?
Pada tahun 1953, terjadi keracunan massal akibat mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi metil merkuri di Minamata, Jepang. Berdasarkan Prof. Tokumi yang telah meneliti kasus ini, tanda-tanda keracunan merkuri pada kasus minamata ini ada berbagai macam. Dari seluruh korban yang diperiksa 100% korban mengalami gangguan sensorik dan penyempitan jarak pandang, 93,5% diantaranya mengalami gangguan koordinasi, 88,2% mengalami dysarthia, 85,3% mengalami gangguan pendengaran dan 75,8% mengalami gejala tremor. Selain itu, 85,4% dari penderita juga mengalami gangguan dalam berjalan.

Di Indonesia juga telah terjadi kasus keracunan merkuri di Pantai Kenjeran Surabaya, yaitu ditemukan peningkatan merkuri pada rambut nelayan di wilayah tersebut sekitar 0,511 ppm pada mereka yang mengkonsumsi ikan sebanyak 99,11 gram/hari (Sudarmaji dkk, 2004).

Dibutuhkan proses yang lama untuk menghilangkan merkuri dari dalam tubuh. Akibatnya merkuri akan terakumulasi di dalam tubuh seiring dengan meningkatnya umur dan waktu pemaparan.

Bayangkan saja bila 1 hari 99,11 gram à 0,511 ppm, maka dalam sebulan kadar merkuri dalam tubuh akan terakumulasi menjadi 0,511 ppm/hari x 30 hari = 15,33 ppm.

Batas yang diizinkan oleh National Research Council (NRC) adalah 12 ppm. Dari perhitungan di atas, dalam waktu sebulan saja jumlah merkuri dalam tubuh sudah melebihi ambang batas jika merkuri tersebut masih terakumulasi di dalam tubuh.

Bahan pencemar anorganik di perairan dapat meracuni biota-biota perairan, mulai dari produsen, konsumen pertama dan seterusnya hingga konsumen puncak. Bahan pencemar ini bisa berasal dari aktivitas industri yang membuang limbahnya tanpa mengolahnya terlebih dahulu ataupun dari penggunaan bahan kimia yang berlebihan seperti pupuk, pestisida, detergen, dan lain-lain. Bahan-bahan ini bila masuk ke dalam tubuh manusia dapat merusak organ vital tubuh, seperti hati, ginjal, syaraf, dan organ lainnya.

Jadi, mari bijak dalam menggunakan bahan-bahan tersebut!

Apa Dampak krisis air bersih?
Sedikitnya jumlah air bersih yang tersedia membuat masyarakat menggunakan air yang sudah tercemar/terkontaminasi. Sebagian besar masyarakat masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Padahal, 60% sungai di Indonesia sudah tercemar, mulai dari bahan organik, anorganik, dan juga mikroorganisme. Contohnya saja Sungai Ciliwung yang tercemar bakteri E. coli. Air ini bila dikonsumsi dapat mengakibatkan diare ataupun disentri.
Air Itu Kebutuhan, Sehat Itu Pilihan
Penanganan terhadap Krisis Air Bersih
  • Dalam menangani krisis air bersih, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, diantaranya:
  • Menggunakan air secukupnya (tidak berlebihan) sebagai upaya penghematan air. Butuh proses yang panjang untuk setiap tetes air bersih. Alangkah baiknya jika kita menghargai proses tersebut dengan tidak memboroskan air
  • Meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan dengan cara 3R, yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang)

Air Itu Kebutuhan, Sehat Itu Pilihan
    • Melakukan gerakan penanaman pohon, baik di lingkungan tempat tinggal sendiri, maupun di hutan-hutan yang telah gundul dan tempat-tempat yang mudah terjadi longsor
             Air Itu Kebutuhan, Sehat Itu Pilihan
      • Membuat tempat penampungan air hujan dan sumur resapan air
      • Mengolah air laut menjadi air tawar. Teknologi ini sudah diterapkan di negara Jepang dengan desalinasi. Bahkan Korea telah membuat alat desalinasi yang praktis sehingga dapat dibawa ke mana saja
        Air memang sering disebut sebagai sumber kehidupan. Namun, air dapat juga menimbulkan bencana pada kondisi dan jumlah yang tidak tepat seperti banjir, sarana penyebar penyakit seperti virus, bakteri, bahkan dapat menyebabkan kematian seperti contoh kasus di atas sebagai akibat minum berlebihan.

        Air itu memang kebutuhan yang harus dipenuhi untuk dapat bertahan hidup. Namun, untuk menjadi sehat adalah cara kita untuk bertindak. Ya, sehat itu pilihan. Bagaimana kita bisa sehat kalau setiap harinya air yang kita gunakan sudah tercemar sehingga menjadi racun bagi tubuh kita sendiri? Dapatkah hal ini dicegah?

        Jawabannya hanya ada dua pilihan. YA atau TIDAK, tergantung dari bagaimana kemauan dan upaya kita untuk mengatasinya, yaitu dengan meminimalisir pencemaran air, pengolahan air , dan penghematan air. Jika ini dilaksanakan, kesehatan masyarakat akan meningkat. Sekian dari saya. Semoga Bermanfaat.

        MARI SELAMATKAN AIR UNTUK INDONESIA YANG LEBIH SEHAT

        Sumber : http://elwinawidiarti.blogspot.com/2014/08/air-itu-kebutuhan-sehat-itu-pilihan.html