banner here

Menjadi Tua Itu Pasti, Menjadi Tua yang Sehat Itu Pilihan

kapsul sambiloto,kapsul kunyit putih,kapsul kelor,obat kanker,herbal kanker,obat covid,herbal covid,obat corona
Oleh: Aditya Rangga Fandiarta
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-yn4EXncZvsLkOxQCHrU9NuFDjxNCCBNYqnuWcuLj9mdtFCElvOopBuvOyjd67Ji194R-pLE1nCNWMPnLKUVJYDnBa6KY8RXl20u7gq1Jnq_FYyxW8qRmlhLnBSq89sO-Wc_MfltlJ_M/s1600/lansia.jpg
Pak tua, begitu kakek berusia 68 tahun itu sering disapa. Istrinya meninggal lebih dulu karena kecelakaan. Sebagian besar dari anak-anaknya sudah pergi merantau, kesehariannya hanya ditemani oleh Siti, putri bungsunya. Riwayat penyakit darah tinggi sudah lama diderita, pak tua memang malas untuk periksa tensinya di Puskesmas tiap bulan, obat darah tinggi yang diberikan juga sering lupa diminum. Akibat dari tabiatnya ini, sejak usia 40 tahun, tangan dan kaki kanan pak tua lumpuh karena serangan stroke.

Kesehariannya pak tua sering marah-marah ke Siti. Dengan kondisinya yang tidak prima lagi, pak tua memang mudah lapar akan perhatian. Kualitas hidupnya menurun, aktivitas pokok yang sederhana seperti mandi, memakai baju dan makan sendiri sampai harus dibantu.

Cuplikan cerita diatas menggambarkan realita buruk yang mungkin akan kita, orang tua kita atau saudara kita alami.

Normalnya, masa tua
Secara alami akan kita lalui. Penuaan adalah proses penurunan dari berbagai fungsi tubuh secara bertahap dan berkelanjutan. Sebenarnya proses penuaan sudah terjadi saat kita kecil hanya saja manifestasi dari penuaan mulai terlihat rata-rata pada usia 30 tahun. Organisasi kesehatan dunia dan UU No 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia, sama-sama sepakat bahwa titik awal memasuki lansia adalah 60 tahun.

Dunia mengalami penuaan cepat, pada tahun 2050 jumlah lansia di dunia sekitar 2 miliar. Menurut riset kementrian kesehatan, pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia di Indonesia akan meningkat menjadi 28,8 juta atau 11,34% dari total jumlah penduduk. Hal positifnya berarti usia harapan hidup meningkat sedangkan hal negatifnya berarti ancaman terhadap masalah kesehatan fisik dan psikologis lansia pun meningkat.

Sampai sekarang mekanisme perubahan muda menjadi tua masih misteri. Faktor genetik dan lingkungan berperan penting dalam proses penuaan. Salah satu teori tentang penuaan yang terkenal adalah teori radikal bebas. Ikatan molekul yang menyusun tubuh kita sangat kuat dan terstruktur. Radikal bebas membuat ikatan antar molekul penyusun tubuh menjadi lemah dan rusak. Radikal bebas itu bisa dihasilkan oleh tubuh sebagai hasil proses metabolisme normal, proses peradangan jaringan tubuh karena penyakit ataupun pengaruh dari lingkungan seperti radiasi sinar ultraviolet dan polusi udara.

Perubahan Fungsi Tubuh dan Permasalahannya
Proses penurunan fungsi tubuh terjadi pada seluruh sistem organ. Pada organ penglihatan terjadi penurunan ketajaman penglihatan (rabun), lensa mata keruh (katarak). Pada organ pendengaran, sel penghantar stimulus suara di telinga mulai berkurang sensitifitasnya akibatnya berkurang pula ketajaman pendengarannya. Pada jantung, pompa jantung menjadi tidak efektif akibatnya darah yang dipompa ke seluruh tubuh berkurang, hal ini akan diperparah jika sebelumnya memiliki riwayat penyakit jantung atau pembuluh darah. Pada paru-paru, jaringan elastik makin menurun akibatnya paru-paru terlalu mengembang sulit kembali ke ukuran semula, gerakan bulu-bulu getar pada cabang saluran nafas juga semakin melambat akibatnya jika ada benda asing maka usaha untuk mengeluarkannya juga akan terhambat, semua penurunan fungsi ini akan semakin parah jika saluran nafas sudah rusak oleh karena kebiasaan merokok saat usia muda. Gerakan usus besar juga semakin menurun akibatnya lansia sering mengalami konstipasi (sulit BAB). Otot dasar panggul juga semakin lemah akibatnya lansia sering mengalami inkontinensia (sulit menahan keinginan berkemih). Mulai terjadi pengeroposan tulang, kerusakan tulang rawan dan kekeringan cairan sendi akibatnya aktivitas lansia juga seringkali berkurang karena mobilitas semakin sulit, hal ini juga menyebabkan terganggunya keseimbangan gerak sehingga rentan terjatuh.

Otak yang merupakan pusat berpikir dan emosi perlahan mengalami penurunan fungsi. Selain masalah fisik yang mengganggu, masalah emosi atau kejiwaan juga dialami lansia. Gejala penurunan fungsi kognitif atau bahasa awamnya pikun merupakan masalah kejiwaan yang sering dialami para lansia. Kepikunan ini bisa parah, sampai ada gangguan untuk memutuskan sesuatu, gangguan melakukan sesuatu dalam urutan, ganguan emosi dan perilaku seperti mudah marah, impulsif. Pada akhirnya kondisi ini akan mengganggu kehidupan sosial dan pekerjaannya. Dalam dunia medis kondisi ini disebut sebagai demensia. Masalah kejiwaan lain yang seringkali dialami para lansia adalah depresi. Gejala depresi pada lansia meliputi lemah hilang tenaga, sulit berkonsentrasi, gangguan tidur biasanya terbangun lebih awal atau sering terbangun saat tidur, nafsu makan berkurang atau keluhan tubuh lainnya seperti pegal-pegal, nyeri perut, nyeri kepala, pusing dan lainnya. Depresi pada lansia akan semakin parah jika sebelumnya sudah menderita penyakit kronis dan pada lansia yang hidup sendiri. Gejala fisik depresi pada lansia seringkali sulit dibedakan dengan gejala penyakit lainnya. Karena masalah kesehatannya banyak, seringkali lansia sering mengkonsumsi obat yang tidak sedikit jumlahnya (polifarmasi), akibatnya efek samping dan interaksi obat tersebut yang akhirnya makin mengganggu kesehatannya sendiri.

Kane & Ouslander merangkum masalah lansia menjadi “14 I geriatric giant” yang terdiri dari Immobility (imobilitas/kurang bergerak), Instability (gerakan tidak stabil), Incontinence (inkontinensia), Intellectual impairment (gangguan berpikir), Infection (infeksi), Impairment of hearing and vision (gangguan penglihatan dan pendengaran), Impaction (konstipasi), Isolation (terisolasi dan depresi), Inanition (masalah nutrisi), Impecunity (kemiskinan), Iatrogenics (iatrogenesis/masalah karena efek samping medis), Insomnia (insomnia), Immunodeficiency (imunitas turun), Impotence (impotensi). Semua masalah itu membuat lansia menjadi rapuh (frail elderly).

Menjadi Tua Yang Sehat (Healthy Aging)
Penuaan itu sebuah proses kehidupan, sudah sewajarnya proses ini terjadi. Proses penuaan yang sehat bukan berarti kondisi usia tua tanpa adanya penurunan fungsi tubuh, tapi lebih kepada proses adaptasi yang baik terhadap semua penurunan fungsi tubuh itu. Bryant LL pada jurnal yang berjudul In their own word : A model of healthy aging mengatakan penuaan yang sehat itu meliputi :
1. Peluang rendah terserang penyakit dan mengalami disabilitas
2. Fungsi kognitif dan fisik yang baik
3. Berperan aktif dalam kehidupan, memiliki hubungan interpersonal baik dan aktivitas yang produktif.

Hal ini sejalan dengan definisi sehat menurut organisasi kesehatan dunia yaitu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Untuk menjadi tua yang sehat dan mandiri perlu persiapan dari segala aspek, baik fisik, mental dan sosial. Berikut tips yang bisa dilakukan.

1. Menjaga kesehatan fisik
Semua orang tentunya sepakat dengan pernyataan mencegah penyakit lebih baik daripada mengobati penyakit. Untuk menjaga kesehatan fisik dapat dimulai dengan memperbaiki gaya hidup yang meliputi perbaikan pola makan dan olah raga.

Makanan harus dengan porsi dan komposisi yang sesuai yaitu mencukupi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Makanlah dengan porsi sedikit tapi sering, setiap harinya ganti variasi makanan agar tidak bosan. Hindari makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi gula. Makanan berserat seperti buah dan sayur tidak boleh lupa. Pastikan asupan cairan cukup. Makanan yang direbus atau dipanggang lebih mudah dicerna daripada makanan yang digoreng. Lumatkan makanan supaya lebih mudah ditelan. Tidak ada salahnya lansia konsultasi ke dokter gizi untuk mengetahui berapa porsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan kalori perharinya, ingat masalah gizi pada lansia tidak hanya gizi kurang tapi bisa saja gizi lebih.

Jenis olah raga yang direkomendasikan untuk lansia menurut organisasi kesehatan dunia adalah aktivitas fisik rekreasi mengisi waktu luang seperti olah raga permainan atau hanya sekedar jalan cepat atau bersepeda. Buatlah jadwal porsi olahraga, setidaknya akumulasi 150 menit dalam seminggu untuk olahraga intensitas sedang atau 75 menit dalam seminggu untuk olah raga intensitas berat. Intensitas olah raga sangat bergantung pada kemampuan lansia, jangan terlalu memaksakan diri. Olah raga aerobik seperti joging, bersepeda sebaiknya dilakukan minimal 10 menit tiap harinya. Untuk lansia yang memiliki penyakit paru-paru, jantung pembuluh darah, diabetes sebaiknya konsultasikan ke dokter sebelum berolahraga.

2. Mengendalikan stress
Memasuki usia tua, maksimalkan kesempatan lansia untuk menyalurkan hobi yang disenangi. Dengan kreativitas, beberapa hobi dapat dikembangkan untuk investasi hidup agar tidak bergantung pada keluarga. Biarkan mereka menikmati masa tuanya. Sarankan permainan yang melatih kognitif, seperti teka-teki silang atau permainan acak kata. Jika dihadapkan pada suatu masalah, cobalah bercerita ke keluarga atau teman dekat. Perubahan yang terjadi saat memasuki usia lanjut perlahan akan terjadi, jangan terlalu memikirkan hal yang sulit diubah, fokuskan padahal hal yang bisa diselesaikan dan dicegah, hadapi keterbatasan dengan optimis percaya diri.

3. Bangun supporting system
Supporting system disini meliputi peran keluarga, teman dekat, bahkan peran dokter keluarga untuk menyokong kehidupan lansia agar sehat dan produktif menjalani hidup. Tingkatkan hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman dekat, hubungi mereka dan luangkan waktu bersama mereka, jika semua keluarga dekat jauh minimal dengan tetangga. Manusia adalah makhluk sosial, tidak mungkin bisa berdiri sendiri. Sebisa mungkin aktif dalam kegiatan sosial masyarakat di lingkungan, semakin banyak teman semakin tidak terasa kesepian. Ingat, kesendirian dan kondisi terisolasi merupakan faktor risiko masalah kesehatan jiwa lansia. Jangan ragu untuk mencari informasi kesehatan dari dokter untuk menambah pengetahuan.

Menjadi tua itu pasti, menjadi tua yang sehat adalah pilihan. Semua bisa memiliki kesempatan untuk menikmati masa tua yang sehat. Hal yang terpenting untuk mencapainya adalah mempersiapkannya, jagalah kesehatan saat masih muda, siapkan tabungan dan investasi untuk memenuhi kebutuhan finansial usia tua.

Aditya Rangga Fandiarta, dr.
Dokter Umum
 
Sumber : https://groups.google.com/forum/#!topic/rantaunet/_JtUzuymykI